Para intelektual yang mendukung Pluralisme tersebut berdalih dengan Al-Qur’an Surah Al-Ma’idah ayat 69 dan Al-Baqarah 62, yang intinya yaitu Yahudi, Nasrani dan Sabean itu akan masuk syurga jika mereka beriman kepada Allah, Hari Akhir dan beramal sholeh.
Menurut Ibnu Taymiyyah bunyi ayat Al-Baqarah ayat 62 “Beriman kepada Allah dan hari Akhir” tidak bisa dipahami secara literal, akan tetapi perlu di tafsirkan. Menurut Al-Baydhawi yang dimaksud dalam ke dua ayat itu adalah, Ahlu Kitab sebelum datangnya Islam dan ini sesuai dengan Asbabun Nuzul kedua ayat ayat tersebut.
Namun bagi Al-Tabari yang merujuk kepada Ibnu Abbas kedua ayat ini telah mansukh oleh surat al-Imran ayat 85, “Barang siap yang memeluk agama selain Islam tidak diterima… (Lihat Hikmat Aib Bashir Ibn Yasin, Al Tafsir as- Sahih, mausu’ah al-Shahih, Al-Masbur min al Tafsir bi al Ma’thur, 2 Jilid, Jilid 1, Dar Al-Ma’athir Madinah, 1999, 169.)
Semua peanfsiran yang berbeda mengarah kepada satu kesimpulan bahwa Ahlul Kitab tidak dijamin masuk syurga, kecuali mereka masuk Islam terlebih dahulu.
Selanjutnya, kalau mereka tetap pada pendirian bahwa Yahudi, Nasrani Sabean dan pemeluk agama lain tetap masuk syurga, maka mereka perlu menjelaskan kenapa dahulu Nabi Muhammad Saw, mengajak masuk Islam para raja-raja pemeluk agama selain Islam waktu itu!
Kaum pluralisme biasanya berpendapat bahwa Islam menganggap dirinya agama yang paling benar dan menganggapm agama lain salah dan berpotensi menjadi Fundamentalis dan teroris.
Dan berpikir hitam putih “Jika bukan Pluralism maka teroris” dan ini paham yang sangat berbahaya, dan tentu ditentang oleh semua agama. Padahal Toleransi dalam umat Islam sangat rasional, mendalam dan tidak sulit dipahami oleh siapapun.
Kesimpulannya adalah, apa yang coba diusung oleh pengusung paham pluralisme adalah bentuk kecemburuan sosial terhadap Islam sebagai agama yang benar. Karena mereka iri dengan kebenaran Islam, maka mereka membuat sebuah pemahaman rancu dan membingungkan seolah-olah agama lain itu juga benar.
Dan mencari pengakuan atas kerancuan doktrin mereka, selain itu juga karena urusan perut yang sudah lama tidak kenyang.
Wallahu’lam bis showaab
Judul Buku : PROBLEM PLURALISME AGAMA dan Dampaknya terhadap Kehidupan Sosial Keagamaan Penulis : ADIB FUADI NURIS M.A M.Phil, DKK Penerbit : CIOS Cetakan I : APRIL 2005 Halaman : XX + 2015