Ilmu

Tradisi Keilmuan dalam Islam [1]

Islam adalaha satu-satunya agama yang mempuanyai geneologi keilmuan yang tak terbantahkan. Fakta mengenai keilmuan hingga kini masih terus dijaga dan dipelihara melalui tradisinya yang disebut dengan kesadaran ilmiah (self consciousness).

Dari proses kesadaran Ilmiah akan memunculkan sederet peneliti yang berkutat khusus dalam kajian keilmuan, kajian keilmuan inilah yang kemudian menjadi wadah ilmu yang disebut dengan ‘komunitas ilmiah’ atau dalam bahasa Islam disebut dengan ‘ulama’ yaitu pioneer dan pelopor lahirnya peradaban keilmuan dalam Islam. [Hal, 3]

Sumber keilmuan dalam Islam berasal dari Qur’an dan Hadist yang keduanya merupakan unsur vertikal yang disandarkan kepada wahyu. Kedua sumber ini dikaji dan diteliti dalam kurun waktu yang panjang dengan tidak membiarkan sanad dari ilmu tersebut terputus. Dengan demikian, bisa dibayangkan proses keilmuan dalam tradisi Islam bukan semata-mata muncul dan lahir begitu saja, butuh waktu bertahun-tahun hingga berabad-abad dengan melalui proses penelitian keilmuan yang panjang.

Melihat pada tradisi keilmuan inilah ilmu lahir melalui serangkaian proses yang diidentifikasi sebagai Proses Ilmiah (scientific process). Proses ilmiah ini kemudian dibagi kedalam tiga tahap; pertama, tahapan masalah, yaitu ketika kajian terhadap masalah dilakukan secara terpisah-pisah dan sendiri-sendiri dalam kurun waktu tertentu.

Kedua, tahapan disipliner yaitu, ketika suatu tradisi lahir sebagai hasil dari kesepakatan umum (konvensional) diantara para ilmuwan. Pada tahapan inilah metode dan masalah ditentukan. Ketiga, tahapan penamaan kegiatan tersebut. Yaitu penamaan bidang keilmuan yang sesuai dengan permasalahan dari kajian pertama dan kedua. [Hal, 4].

Tradisi keilmuan yang dibahas dalam buku ini menempatkan Islamic worldview (pandangan dunia Islam) sebagai sumber yang berasal dari wahyu yang kemudian menopang tradisi keilmuan dan berkembangnya ilmu-ilmu dalam Islam. Worldview-lah yang kemudian membawa kepada perkembangan dan kemanjuan ilmiah sejak abad pertama Islam.

Setelah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, beliau mulai membangun institusi-institusi khusus yang kemudian menjadi model pendidikan dalam Islam pada masa-masa berikutnya. Madrasah masjid dikenal sebagai Ashâb al-Suffah atau Ahl al-Suffah (orang-orang pencari ilmu), institusi atau madrasah ini didirikan sendiri oleh Rasulullah yang berlokasi di Madinah. Suffah sendiri pada awalnya dibagaun sebagai tempat tinggal para pendatang baru atau khusus untuk penduduk setempat yang terlihat miskin.

Baca selanjutnya..


Related posts

Menuju Kesempurnaan Ibadah Bagian Empat

Sofian Hadi

Menuju Kesempurnaan Ibadah Bagian dua

Sofian Hadi

Harmoni: Antara Ilmu dan Zikir

Sofian Hadi

Tradisi Keilmuan dalam Islam [2] selesai

Sofian Hadi

Epistemologi Ilmu dalam Islam

Sofian Hadi

Harga Sebuah Keyakinan (Telisik Kemenangan Khabib Nurmagomedov)

Sofian Hadi

Leave a Comment

error: Content is protected !!