Al-Qur’an adalah pedoman lengkap bagi kehidupan manusia. Al-Qur’an secara holistik, memadukan kesejahteraan jasmani dan rohani. Dalam perspektif Islam, kebahagiaan bukan sekadar tercapainya kenikmatan fisik atau materi, tetapi juga mencakup kedamaian batin dan spiritual. Al-Qur’an menekankan bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya didapat melalui kesenangan duniawi yang fana, melainkan melalui kedalaman hubungan dengan Allah SWT dan pengakuan terhadap kekuasaan-Nya.
Kebahagiaan menurut Al-Qur’an meliputi rasa syukur, ketenangan hati, dan pemenuhan spiritual yang diperoleh melalui ibadah dan ketaatan kepada Allah. Sebagai contoh, ayat-ayat seperti Surah Ar-Ra’d ayat 28 menekankan bahwa “Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” hal Ini mengisyaratkan bahwa kebahagiaan dalam Islam lebih berpusat pada kedekatan dengan Sang Pencipta dan pencapaian ketenangan hati melalui zikir dan doa.
Berbeda dengan pandangan (sekuler) materialistis yang menganut pemahaman bahwa kekayaan dan kekuasaan sebagai sumber kebahagiaan. Al-Qur’an mengajarkan bahwa kebahagiaan datang dari keimanan yang kuat dan ketakwaan. Umat Islam diarahkan untuk mencari kebahagiaan melalui perbuatan baik, seperti bersedekah, beramal shaleh, dan membantu sesama, sebagaimana dijelaskan dalam berbagai ayat bahwa “kebahagiaan” bagi mereka yang beriman adalah hasil dari tindakan kebaikan yang berkelanjutan.
Hati-Hati Jebakan Duniawi
Al-Qur’an juga memperingatkan tentang jebakan kebahagiaan duniawi yang sering kali menipu dan sementara. Sebaliknya, memprioritaskan kehidupan akhirat dianggap sebagai jalan menuju kebahagiaan yang hakiki dan abadi. Ayat-ayat yang terkandung dalam kitab suci ini memberikan panduan komprehensif tentang bagaimana memenuhi kebutuhan spiritual dan mencapai kebahagiaan sejati.
Ayat-ayat Al-Qur’an sering disebut sebagai sumber kebahagiaan bagi umat muslim. Ada beberapa ayat yang secara eksplisit menjanjikan kebahagiaan bagi mereka yang mengikuti tuntunan Allah.Salah satu yang sering dikutip adalah QS Az-Zumar: 61 yang berbunyi, “Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena kemenangan mereka; mereka tiada disentuh oleh azab (neraka) dan tidak (pula) mereka berduka cita.” Ayat ini memberikan harapan kebahagiaan di akhirat sebagai balasan atas ketakwaan dan amal baik seorang Muslim.
Keutamaan keteguhan dan kesabaran dalam menghadapi ujian juga ditekankan dalam QS Al-Baqarah: 155-157: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun’ (Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali) Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” Ayat ini menjanjikan kebahagiaan serta berkah bagi mereka yang bersabar dalam menghadapi kesulitan.
Selanjutnya, QS An-Nahl: 97 mengajarkan bahwa siapa saja yang beramal saleh, baik laki-laki maupun perempuan, serta dalam keadaan beriman, maka Allah akan memberikan kehidupan yang baik di dunia dan pahala besar di akhirat. “Barang siapa yang mengerjakan amal kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan benar-benar akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
Penekanan pada ketaatan kepada Allah sebagai kunci kebahagiaan diungkapkan dalam QS Al-Imran: 139, “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang yang beriman.” Ayat ini mengingatkan umat Islam bahwa iman dan ketaatan kepada Allah membawa kebahagiaan dan ketenangan.
Rutin Membaca Al-Qur’an
Kebahagiaan merupakan tujuan hidup yang diidamkan oleh banyak orang. Banyak umat Islam yang telah menemukan kebahagiaan sejati melalui pembelajaran dan penerapan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari mereka. Salah satu contohnya, ketika seseorang menghadapi berbagai kesulitan dalam rumah tangga dan kehidupan sehari-hari. Dengan rutin membaca dan merenungkan ayat-ayat Al-Qur’an, maka ia akan menemukan kedamaian hati dan kebahagiaan yang sebelumnya sulit diraih. Ia merasa Al-Qur’an memberikan panduan yang tepat dalam menghadapi setiap tantangan hidup, memungkinkan dirinya tetap bersikap positif dan sabar.
Tokoh terkenal lainnya, seperti Yusuf Estes, juga banyak berbagi tentang perjalanan spiritualnya dari latar belakang non-Muslim hingga menemukan kedamaian dalam Islam. Yusuf Estes menekankan bagaimana Al-Qur’an menjadi kunci dalam menemukan kebahagiaan sejati. Ia mengisahkan bahwa dengan mempelajari Al-Qur’an, ia menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan hidupnya yang selama ini mengganggu.
Cerita-cerita ini dapat menjadi inspirasi bagi kita semua, menunjukkan betapa Al-Qur’an telah menjadi sumber kebahagiaan dan pencerahan yang tiada tara. Dengan memahami dan menerapkan ajaran Al-Qur’an, kebahagiaan yang hakiki dan kedamaian batin bukanlah impian semata, namun suatu realita yang bisa dirasakan oleh setiap individu, bagi siapapun yang membaca, mengamalkan dan mentadabburinya.
Dengan demikian, kebahagiaan dalam Islam diartikan sebagai kesejahteraan menyeluruh yang mencakup ketenangan, rasa syukur, dan hubungan yang mendalam dengan Allah SWT. Al-Qur’an mendorong umat Islam untuk menjalani hidup dengan prinsip-prinsip tersebut, memastikan bahwa kebahagiaan yang dicapai tidak hanya bersifat sementara tetapi juga memberikan ketenangan abadi.
Wallahu’alam biss shawaab