Di riwayatkan dari Tirmidzi dan Hakim. Pada suatu waktu Rasulullah Saw berdo’a kepada Allah Swt. Terlihat beliau sangat khusu dalam berdo’a.
Rasulullah memanjatkan kepada Allah dan meminta tiga hal:
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا.
“Ya Allah, Anugerahkanlah kepada kami rasa takut kepada-Mu, yang dapat menghalangi antara kami dan perbuatan maksiat kepada-Mu, dan (anugerahkanlah kepada kami) ketaatan kepada-Mu yang akan menyampaikan Kami ke surga-Mu dan (anugerahkanlah pula) keyakinan yang akan menyebabkan ringannya bagi kami segala musibah dunia ini (HR. Tirmidzi dan ibnu Hakim).
Kita mungkin sudah tidak asing lagi dengan do’a yang dipanjatkan oleh Rasulullah Saw tersebut. Dan sebagian muslim juga sudah menghafal dengan baik tentang do’a ini. Sungguh besar pelajaran yang bia kita ambil dari do’a yang dibaca Rasulullah Saw. Sebagai muslim yang cinta dengan Rasulullah Saw, marilah kita mencoba menyelami hikmah dan pelajaran yang terkandung dalam do’a tersebut.
Pertama rasa Takut kepada Allah
Muslim yang tinggi keimanannya adalah muslim yang selalu berhati-hati dengan perbuatannya. Dia selalu merasakan bahwa Allah pasti melihat semua perbuatan yang dilakukannya. Apa yang dilakukannya, apa yang di dengar, apa yang dilihat, apa yang di pikirkan semuanya selalu melibatkan Allah Swt. Dia akan merasakan begitu pengawasan Allah sangat dekat dengannya. Sehingga dengan pengawasan Allah Swt dia akan merasakan takut untuk melakukan maksiat kepada-Nya.
Ingatkah kita kisah ketika di zaman kekhalifahan Umar Bin Khattab, kisah ini adalah tentang seorang gadis pemerah susu. Gadis kecil yang hidup dengan ibunya di sudut kota Madinah. Mereka hidup dalam keadaan yang sangat sederhana. Kereka dapat memenuhi kebutuhan keluarga mereka dengan hasil mereka menjual susu. Namun pada suatu hari, cobaan datang kepada mereka, di pasar ternyata ada yang menjual susu dengan harga yang paling murah dari harga yang meraka jual. Ternyata para penjual susu yang murah itu mereka telah mencampurnya dengan air. Astagfirullah.
Karena para pembeli lebih memilih membeli susu yang murah, akhirnya susu gadis itu dan ibunya tidak laku di pasar. Suatu pagi sebelum berdagang ibunya berkata bagaimana kalau kita campurkan saja susu ini dengan air wahai anak ku. Dengan lantang dan sopan gadis itu berkata kepada ibunya. Wahai ibu sesungguhnya Allah melihat kita. Aku Takut kepada Allah, karena hal ini akan membuat kita kelak menganggung dosa dan siksa-Nya.
Cerita ini mengajarkan kepada kita begitu rasa takut itu melekat dihati orang-orang yang beriman, maka dia akan takut melakukan kemaksiatan kepada Allah Swt. Baik ketika ia sendiri lebih-lebih dalam keramaian.
Kedua rasa Taat kepada Allah
Seorang Muslim akan hidup dalam kebaikan, selama dia taat kepada Allah Swt. Hati dan jiwanya akan selalu tunduk dan berusaha menjadi seorang muslim yang ingat akan kewajibannya kepada Allah Swt. Muslim yang taat kepada Allah akan selalu berusaha menunaikan kewajibannya kepada Allah. Walaupun dia seorang petani, pedagang, tukang sapu, penjual sayur, tukang ojek, guru, siswa dan lain-lain. Semuanya akan melakukan kewajibannya kalau dia benar-benar taat kepada Allah. Kerana dia sadar, kalau muslim itu taat maka dia akan mendapatkan pahala dari ketaatannya.
Masih ingat kah kita kisah di zaman Rasulullah Saw, tentang seorang Istri yang di larang oleh suaminya keluar rumah, dia tidak boleh keluar rumah sampai suamainya kembali dari peperangan. Lantas pada suatu saat ibunya wanita ini sakit, dan salah seorang sahabat datang memanggilnya untuk menjenguk ibunya yang sedang sekarat. Sampai beberapa kali wanita itu di penggil, tetap dia tidak mau pergi karena pesan suaminya untuk dia tidak boleh keluar rumah.
Akhirnya para sahabat dan orang-orang banyak yang marah lantaran kelakuan wanita itu. Sampai dengan ibunya meninggal tetap wanita itu tidak pergi melihat ibunya. Melihat hal ini akhirnya para sahabat melaporkan hal tersebut kepada Rasulullah Saw. Akhirnya, setelah mendengar penjelasan sahabat kemudian Rasululah berkata Wanita itu di Syurga, karena dia taat kepada suaminya.
Ketiga rasa Yakin kepada Allah
Yakin kepada Allah Swt tentang janji-Nya yaitu syurga, adalah kunci dari beratnya beban yang kita pikul dan kita emban di dunia ini. Tanpa keyakinan kepada Allah Swt maka segala sesuatu yang kita kerjakan dengan berat. Ketika rasa yakin itu menancap kuat di hati kaum muslimin maka tidak aka ada rasa malas, capek, lelah dan bosan dalam beribadah, kenapa? Karena dia yakin, semua perbuatan yang dilakukannya akan dibalas dengan setimpal oleh Allah Swt.
Kurangnya keyakinan kepada janji Allah adalah penyakit kaum muslimin saat ini. Ada orang yang sedekah 2000 rupiah, padahal di kantong dan dompetnya ada 10.000 ribu rupiah. Ini artinya dia kurang yakin dengan balasan yang akan dia dapatkan. Kalau dalam hal yang sekecil ini, kita masih ragu apalagi dengan hal yang besar.
Jika keyakinan melekat kuat dalam hati dan jiwa kaum Muslimin, yakin dengan balasan dan pahala yang dijanjikan Allah, yakin dengan maka segala bentuk amal ibadah dan kebaikan pasti diganjar dengan syurga-Nya yang seluas langit dan bumi, tentu kita sebagai Muslim tidak akan pernah putus asa dalam beramal dan beribadah kepada Allah.
Kemudian dengan keyakinan tersebut, Muslim tidak akan terbebani dan merasa ringan dalam mentaati Allah baik dalam keadaan susah, menderita, tertimpa musibah dan sebagainya. Sebab segalanya adalah bentuk ujian yang akan dibalas dengan balasan yang setimpal.
Semoga dengan tiga pesan Rasulullah Saw ini, akan menambah keimanan, keyakinan, rasa takut, dan taat kita kepada Allah Swt. dan menjadi Muslim yang tangguh dalan segala cobaan yang menghadapi kita. Amiin
Wallahu ‘alam bisshowab