Selanjutnya, Penulis yang ke tiga Arif Maulana dalam buku Ini yang berjudul; Tuhan Dalam Konsep Islam dan Agama-Agama Study Kritis Komparatif. Disini penulis memaparkan sekilas mengenai teori Pluralisme agama dari pembahasan sebelumnya, kemudian yang muncul adalah konsep tuhan dalam agama-agama, keimanan kepada-Nya dan keselamatan mereka.
Secara doktriner masing-masing agama memiliki konsepa Tuhan yang berbeda dan mustahil di satukan, bahkan dalam tingkat trasenden sekalipun. Konsep Tuhan Tentu berkaitan dengan konsep keselamatan. Karena jika keimanan seseorang terhadap Tuhannya salah, maka ia tidak akan mendapatkan keselamatan.
Untuk tulisan selanjutnya, oleh Toni Zhen Syafrullah berjudul; Pernikahan Beda Agama dalam Perspektif Agama-agama. Di jelaskan konsep Tuhan dan keimanan tentu berakibat pada perbedaan jalan (dalam Islam syariat) menuju keselamatan. Jalan menuju keselamatan tersebut saling bertentangan dan bahkan saling manyalahkan.
Apalagi yang masalah yang real dalam masyarakat adalah ritual pernikahan yang masing-masing agama berbeda dalam prinsip dan pelaksanaanya. Perbedaan itulah yang kemudian dilarangnya pernikahan beda agama oleh setiap agama. Dan masalah perbedaan ini juga tidak bisa diterima terutama oleh Islam.
Padahal dengan jelas-jelas ini sangat melanggar peraturan pemerintah dan sekaligus ajaran Islam dan bahkan agama lain. Dan jika praktek ini tidak bisa di terima oleh setiap ajaran agama, maka landasan yang digunakan oleh kaum pluralis ini adalah Humanisme. Lalu kenapa seorang Muslim lebih membela humanisme daripada syariat Islam? Jawabannya adalah karena intellectual confusion atau kebingungan intelektual.
Setelah beberapa kajian tentang kerancuan teori Pluralisme diatas, Penulis Joko Andi dalam makalahnya yang berjudul; Do’a Bersama Lintas Agama: Sebuah Problem Teologis dan Ritual Agama. Di sini penulis mencoba menjelaskan tentang ritual dalan ajaran suatu agama adalah do’a.
Hal menarik dalam pembahasan ini adalah doktrin pluralisme bahwa berdo’a secara bersama-sama dan saling mengamini satu sama lain. Masalahnya adalah bagaiman mungkin kebersamaan itu terjadi. Problema lain adalah Muslim bedo’a kepada Allah, yang satunya berdo’a kepda anak tuhan.
Dan yang lainnya berdo’a kepada patung, yang lain berdo’a kepada banyak Tuhan, dan yang lain berdo’a dengan perantara. Dan ini akan sangat membingungkan.secara teologis.
Kemudian dalam makalah selanjutnya, dikpaparkan oleh Wahidin Lukman Sahlan dan Ryandi dengan judul; Toleransi Antar Umat Beragama dalam perspektif Islam. Dalam rincin pemaparan mereka, tentang pendapat segelintir cendekiawan atau aktivis Muslim yang mengklaim bahwa pluralisme adalah sunnatullah, maka ini harus menjadi pertanyaan besar.
Apakah Allah telah menurunkan banyak agama ke dunia ini? Sehingga menyediakan pintu-pintu syurga bagi bagi pemeluk agama-agama itu semua?
Baca selanjutnya..