Sastra

Resensi Buku Jalan Nabi 1: Mengungkap Tabir Zaman Keemasan

Dalam kurun waktu satu dasawarsa jagad perbukuan Indonesia marak dengan buku-buku tentang Sirah Nabawiyah. Kisah kelahiran, kehidupan, perjalanan hingga perjuangan Rasulullah Saw menjadi bacaan yang digandrungi oleh para penikmat dan pecinta buku.

Buku Jalan Nabi: Mengungkap Tabir Zaman Keemasan yang diterbitkan oleh Pustaka Firdaus, merupakan ‘mini’ Sirah Nabawiyah sebab berisikan tentang refleksi dari tanda-tanda kelahiran Rasulullah Saw. hingga akhir dan getirnya perjuangan dakwah baliau dalam menyebarkan Islam sebagai entitas kepercayaan yang kokoh nan mulia.

Ditulis dengan gaya sastra dan bahasa yang mudah dipahami oleh beberapa penulis yang konsen dibidangnya. Sebut saja M. Fethullah Gulen, Dr. Rasyid Haylamaz (pengarang buku Mentari Kasih Sayang Rasulullah Saw), Tim Jalan Nabi, khususnya Prof. Hamid Fahmy Zarkasyi (Rektor UNIDA Gontor) sekaligus sebagai Penulis yang terpilih menjadi Tokoh Perbukuan Islam dalam Islamic Book Fair (IBF) Award 2023. Dan beberapa penulis ternama lainnya.

Secara umum, buku ini terbagi dalam empat bab. Pertama; Periode Sebelum Kelahiran Rasulullah. Kedua; Risalah Kenabian. Adapun bab ketiga; Refleksi Jalan Nabi. dan Yang keempat terangkum dalam pembahasan Para Sahabat Rasulullah. Masing masing bab terbagi dalam sub-bab yang terefleksi dalam judul tulisan yang membahas terkait tema masing-masing.

Bagi para pecinta Sîrah Nabawiyah (sejarah Nabi Muhammad Saw), buku ini adalah pembuka yang baik untuk membaca buku-buku sirah, khususnya sirah yang ditulis oleh ulama kontemporer seperti As-Sîrah an-Nabawiyah karya Syekh Abul Hasan Al-Hasani an-Nadwi.

Hayât Muhammad karya Muhammad Husain Haekal, atau bukunya Dr. Said Ramadhan al-Buthy, Fiqh as-Sirah an-Nabawiyah Ma’a Mûjaz Litarîkh al-Khilâfah ar-Rashîdah, dan buku yang menjadi best seller di Indonesia Ar-Rahîqul Makhtum karya Syekh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri.

Terdapat beberapa hal yang menjadi sorotan pembaca, khususnya masalah tahun kelahiran Rasulullah Saw dalam perhitungan tahun Masehi. Tentang ini, ada yang berpendapat pada 570 Masehi ada juga yang berpendapat pada tahun 571 Masehi. Dan kedua pendapat masing-masing mempunyai dalil yang otoritatif.

Terkait ini, saya lebih memilih pendapat Syekh Said Ramadhan al-Buthy yang memilih tidak mencantumkan tahun Masehi dalam karangan beliau, namun lebih condong menggunakan âmmul fîl (tahun gajah) terkait kelahiran Rasulullah Saw. Hal ini mungkin yang menjadi tugas editor buku ini untuk disertakan masing-masing sumber (nash) dalil dari kedua pendapat tersebut.

Secara keseluruhan, buku yang memuat 287 halaman ini menarik untuk dibaca, diulas, dan diskusikan. Karena kisah perjalanan hidup Rasulullah Saw tidak akan pernah usai ditulis dan diceritakan keagungan dan kemuliaanya. Membaca Sirah tidak hanya untuk memperoleh wawasan dan pengetahuan namun lebih dari itu, sebagaimana dikatakan oleh Syekh Said Ramadhan al-Buthy:

“Tujuan mempelajari Sirah Nabi adalah agar Muslim memperoleh gambaran paripurna tentang hakekat Islam yang tercermin dalam kehidupan Rasulullah yang dimaknai sebagai asas, sumber hukum, dan acuan hidup. Dengan demikian mempelajari sirah untuk mengejawantahkan hakikat Islam tersebut dalam kehidupan nyata secara sempurna.” (Fiqh Sirah, hal. 21). Baca hal. vi

Sebagai informasi, buku ini dijadikan sebagai bahan rujukan dalan lomba Semua Membacanya 2023 yang diinisiasi oleh majalah Mata Air. Untuk informasi silakan buka tautan https://mataair.co/sm23/

Semoga hati dan jiwa kita tergerak untuk belajar sirah atau perjalanan hidup Rasulullah Saw. Amiin ya Rabbal Alamiin

Wallahu “Alam bisshowâb

Editor : Abdullah Farid
Kontributor : Tim Penulis Buku Jalan Nabi 1
Judul : Jalan Nabi 1: Mengungkap Tabir Zaman Keemasan
Penerbit : Pustaka Firdaus
Cetakan : Kedua, September 2023
Tebal : viii+287 halaman
ISBN : 978-979-541-228-1

Related posts

Kesatria! Buang Wajah-Wajah Kusutmu

Sofian Hadi

Nenek dan Sebatang Cerutu

Sofian Hadi

Ayat-Ayat Cinta: Sebuah Memoar Bagian Dua

Sofian Hadi

Buku “Hunian Ternyaman” dalam Selayang Pandang

Sofian Hadi

Ayat-Ayat Cinta: Sebuah Revolusi. Bagian Tiga Selesai

Sofian Hadi

Hakekat “Kritik” dalam Sastra Indonesia

Sofian Hadi

Leave a Comment

error: Content is protected !!