Ada banyak sekali jenis ibadah sunnah yang pahalanya berlipat-lipat di bulan Ramadhan. Berikut beberapa amalan sunnah yang biasanya dilupakan oleh kaum Muslim saat menjalankan Ibadah puasa di bulan Ramadhan. Semoga kita mampu mengamalkan amal-amal sunnah tersebut.
Sunnah Melaksanakan Makan Sahur dalam Puasa
Sahur merupakan salah satu amalan Sunnah yang kerap kali diabaikan, padahal memiliki peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan ibadah puasa. Secara harfiah, sahur adalah makan dan minum yang dilakukan sebelum fajar dan menandakan dimulainya ibadah puasa di dari setelah subuh sampai tenggelamnya fajar.
Apabila ditilik dari aspek kesehatan, sahur dapat membantu menjaga kestabilan kadar gula darah, memberikan energi yang cukup, serta menjaga metabolisme tubuh. Dengan mengonsumsi makanan yang bergizi dalam sahur, seseorang dapat mengoptimalkan stamina dan kekuatan untuk menjalani puasa seharian penuh.
Selain itu, sahur juga memiliki dimensi spiritual yang sangat berarti. Ini adalah waktu yang penuh berkah, di mana para umat Muslim dapat berdoa dan merenungkan niat serta tujuan puasa mereka. Dalam hadits, Rasulullah Saw bersabda;
السَّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ فَلاَ تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى المُتَسَحِّرِينَ
“Sahur adalah makanan yang penuh berkah. Oleh karena itu, janganlah kalian meninggalkannya sekalipun hanya dengan minum seteguk air. Karena sesungguhnya Allah dan para malaikat bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur.” (HR. Ahmad) Pernyataan ini menunjukkan betapa pentingnya sahur tidak hanya dari segi fisik, tetapi juga dalam melatih non-fisik.
مَنْ أَرَادَ أَنْ يَصُومَ فَلْيَتَسَحَّرْ بِشَىْءٍ
“Barangsiapa ingin berpuasa, maka hendaklah dia bersahur.” (HR. Ahmad)
Nabi Muhammad Saw memerintahkan umatnya sahur, karena di dalam sahur terdapat keberkahan. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً
“Makan sahurlah karena sesungguhnya pada sahur itu terdapat berkah.” (HR. Bukhari No. 1923 dan Muslim No. 1095).
Imam an-Nawawi pernahmengatakan, “Karena dengan makan sahur akan semakin kuat melaksanakan puasa.”
Makan sahur juga merupakan pembeda antara puasa kaum Muslimin dengan puasa Yahudi-Nashrani (ahlul kitab). Dari Amr bin ‘Ash radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Saw bersabda,
فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ
“Perbedaan antara puasa kita (umat Islam) dan puasa ahlul kitab terletak pada makan sahur. (HR. Muslim No. 1096).
Agar sahur menjadi lebih bermakna dan sesuai dengan Sunnah, beberapa tips dapat diterapkan. Pertama, pilihlah makanan yang kaya serat dan protein seperti oatmeal, telur, dan buah-buahan. Hal ini akan membantu memberikan rasa kenyang lebih lama dan menjaga energi. Kedua, pastikan untuk menghindari konsumsi makanan berlemak tinggi yang dapat membuat lambung terasa berat.
Ketiga, sangat dianjurkan untuk mendirikan sahur bersama keluarga, karena kebersamaan ini dapat menambah kehangatan dan meningkatkan motivasi dalam menjalani puasa. Dengan demikian, sahur dapat menjadi momen berharga untuk mendulang pahala sekaligus membangun keluarga yang sakinah mawaddah dan penuh rahmat Allah.
Sunnah Berbuka dengan Kurma
Berbuka puasa adalah momen yang ditunggu-tunggu oleh setiap umat Muslim setelah seharian menahan lapar dan dahaga. Salah satu tradisi sunnah yang dianjurkan adalah berbuka dengan kurma. Dalam banyak hadis, Rasulullah Saw menganjurkan untuk berbuka dengan kurma sebelum mengonsumsi makanan lainnya. Ini menunjukkan pentingnya kurma dalam tradisi berbuka puasa dan memilihnya sebagai makanan pertama memiliki sejumlah pertimbangan baik dari segi spiritual maupun kesehatan.
كَانَ رَسُولُ اللّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلّـِيَ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ، فَعَلَى تَمَرَاتٍ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ
Artinya “Rasulullah Shallallahu’alahi wassalam berbuka dengan beberapa ruthob (Kurma matang namun masih basah) sebelum melakukan sholat, jika tidak ada ruthob maka dengan beberapa Tamr (kurma matang kering), jika itu tidak ada maka beliau meminum air beberapa kali tegukan” (HR. Abu Dawud No. 2356, At-Tirmidzi No. 696)
Kurma merupakan sumber energi yang cukup baik karena mengandung karbohidrat sederhana, seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa. Ketika seseorang berbuka puasa, kadar gula darah cenderung berada pada level rendah setelah berjam-jam tidak mengonsumsi makanan. Mengonsumsi kurma dapat dengan cepat mengembalikan energi dan membantu tubuh untuk berfungsi kembali dengan baik. Selain itu, kurma juga kaya akan serat, vitamin, dan mineral, yang berkontribusi pada kesehatan pencernaan dan menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh.
Secara menyeluruh, kurma memiliki berbagai manfaat kesehatan, termasuk meningkatkan kesehatan jantung, mendukung kesehatan otak, dan memiliki efek anti-inflamasi. Oleh karena itu, berbuka dengan kurma tidak hanya merupakan amalan sunnah, tetapi juga pilihan yang cerdas dalam menjaga kesehatan. Dalam praktiknya, setelah berbuka dengan kurma, Rasulullah juga menganjurkan untuk meminum air.
Selain aspek kesehatan, berbuka puasa dengan kurma dapat diawali dengan membaca doa. Ada beberapa doa yang dapat dibaca sebelum memulai berbuka, di antaranya adalah “Allahumma inni as’aluka birahmatika allati wasi’at kulla shay’in” yang berarti “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu.”
Memperbanyak Do’a di Bulan Ramadhan
Di balam bulan yang berkah ini, Allah Swt memberikan kesempatan kepada setiap hamba-Nya untuk memperbanyak ibadah, termasuk do’a. Do’a memiliki peranan yang sangat penting, karena merupakan bentuk komunikasi langsung antara seorang hamba dengan Sang Pencipta. Dengan memperbanyak doa, kita tidak hanya memohon kebutuhan hidup, tetapi juga menyampaikan rasa syukur atas segala nikmat yang diberikan.
Terdapat waktu-waktu tertentu yang dianggap istimewa untuk berdoa selama bulan Ramadan. Salah satunya adalah ketika sahur, saat kita bersiap menjalankan ibadah puasa. Selain itu, waktu berbuka puasa juga merupakan momen yang sangat dianjurkan untuk berdoa, karena saat itu kita berada dalam keadaan lapar dan dahaga.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ لَا تُرَدّ، دَعْوَةُ الْوَالِدِ، وَدَعْوَةُ الصّـَائِمِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu’ anhu dia berkata, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Ada tiga orang yang do’anya tidak ditolak : Pertama Do’a orang tua kepada anaknya. Kedua, Orang yang berpuasa ketika berbuka. Ketiga, Do’a orang yang sedang safar (musafir).” [HR. al-Baihaqi 3/345 dan lainnya).
Doa yang dilangitkan pada saat-saat tersebut diyakini lebih mudah untuk diterima. Selain itu, tengah malam, terutama pada sepertiga malam terakhir, adalah waktu yang sangat baik untuk berdoa. Pada saat itu, Allah Swt turun ke langit dunia dan memberikan rahmat-Nya kepada para hamba-Nya yang berdoa.
Terdapat beberapa do’a yang dianjurkan untuk dibaca selama Ramadan. Misalnya, doa Nabi Yunus yang berbunyi “La ilaha illa anta, subhanaka inni kuntu minaz zalimin”. Mengamalkan doa ini di bulan suci mendorong kita untuk memperkuat iman dan berharap akan pengampunan dari Allah Swt.
Dengan meningkatkan intensitas doa, diharapkan hubungan kita dengan-Nya menjadi semakin dekat. Perasaan iman dan harapan yang timbul dari memperbanyak doa ini dapat memperkuat semangat kita dalam menjalani puasa, dan menjadikan Ramadan sebagai bulan yang lebih bermakna.
Dan masih banyak lagi ibadah sunnah yang mampu dikerjakan kaum Mukmin saat bulan Ramadhan, entah itu sedekah takjil, shalat-shalat sunnah, membaca istigfar,membaca al-Qur’an, membantu dan membahagiakan orang lain. Serta amal ibadah sunnah lainnya. Semoga Allah menerima ibadah puasa dan amal kebaikan kita dilipat gandakan. Amîîn ya rabbal Alamîîn .
Wallahu’alam bish shawaab
Sumber Photo: Google.com
1 comment
Sahur dan berbuka puasa memang memiliki makna yang mendalam, namun seberapa sering kita benar-benar mendalami keberkahan di dalamnya? Apa pengalaman terbaik yang pernah Anda rasakan saat melaksanakan sunnah tersebut, dan bagaimana pengaruhnya terhadap ibadah puasa Anda?