Nasional

Begini Cara Media Mengendalikan Dunia (Bagian Tiga)

Materialisme

Materialisme adalah pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu berlandaskan kebendaan semata, dengan mengesampingkan segala sesuatu yang bersifat non materi seperti jiwa, roh, cinta.

“Materialism is a dirty word among the young, who aspire to be idealistic in their though and behavior. Materialism is what happens to you when you abandon your ideals and sell out. Never mind that the more money people make, the more likely they are think of themselves as idealists.”

Para materialis berpegang kepada falsafah hidup yang tidak menghormati pandangan religius tentang hidup, kebebasan serta martabat manusia karena mereka terlalu mengukur segala sesuatu dengan berdasarkan pemilikan materi, bahkan penghormatan kepada seseorang pun didasarkan pada kekayaan materi yang dimilikinya.

Ideologi inilah yang mengakar pada pemuda-pemudi  serta  masyarakat  Indonesia  berkat  buah  dari  apa  yang disajikan media sekuler melalui sinetron-sinetron, terutama sinema India dan korea   yang  turut  menciptkan budaya matre  (materialis).  Namun  pada hakikatnya ideologi materialisme berawal dari ideologi hedonisme, karena kedua gaya hidup  tersebut  tidak  terlepas  dari  kenikmatan akan  pemilikan materi dan fisik semata.

Itulah budaya-budaya yang merupakan hasil dari proses globalisasi industri budaya  dengan dukungan media, yang umumnya berlangsung dari negara maju ke negara berkembang seperti Indonesia. Kapitalisme global yang berproses secara canggih lewat kedigjayaan teknologi komunikasi dan informasi global ternyata menciptakan semacam gamabaran dunia kehidupan yang teregimentasi.

Bukankah melalui media juga cara hidup tengah di awasi, cara hidup yang dikontrol, cara hidup yang didiktekan dan dikendalikan daya-daya halus logika pasar global (Hedonisme, konsumerisme dan materialisme) lewat bujuk rayu iklan, lewat pesona kenikmatan hidup yang ditawarkan industri hiburan, sehingga menciptakan kemabukan akan pesona iklan dan industri budaya yang dangkal.

FAKTA PEMANFAATAN MEDIA

Penggunaan Media

Tren zaman sekarang masyarakat lebih  memilih segala sesuatu  yang lebih  praktis.  Dengan  adanya  media  teknologi  yang  kian  semakin  maju, manusia semakin dimanjakan dalam beraktifitas sehari-hari, demi mendapakan hiburan maupun informasi.Informasi yang dimaksud yaitu berupa informasi politik,  bisnis,  budaya,  pendidikan,  bahkan  informasi  tentang  pemahaman keagamaan dalam hal ini Islam

Salah satu media  yang sangat berpengaruh terhadap perubahan serta pembentukan pola pikir, perilaku dan gaya hidup masyarakat adalah media online  (internet).   Untuk   lebih   jelasnya,   alangkah   baiknya   penulis menyajikan data terkait media internet secara global maupun di Indonesia. Berdasarkan  survei  pada  The  Population  Reference  Bureau  (PRB)

Agustus 2016 bahwa jumlah penduduk bumi mencapai 7.4 miliar45.Sedangkan pengguna internet dunia mencapai 50.1% yakni 3.6 miliar46. Sedangkan jika melihat jumlah penduduk indonesia sebagaimana yang terhimpun dalam We are social  menyatakan bahwa total populasi Indonesia mencapai 259.1 juta, sedangkan pengguna internet Indonesia mencapai 88.1 juta yang berbanding lurus dengan pengguna media social yakni mencapai 79 juta.

Dengan rincian penetrasinya  yaitu  untuk  wilayah  Jawa-Bali  mencapai  52  juta,  Sumatra mencapai 18.6 juta, Kalimantan 4.2 juta, Sulawesi 7.3 juta dan Nusa Tenggara- Papua-Maluku mencapai 5.9 juta pengguna internet.

Data “Digital in 2016” yang dirilis oleh We Are Social juga menampilkan berapa lama orang Indonesia rata-rata menggunakan internet tiab harinya   serta   platform   media   yang   paling   popular   diindonesia.   Dalam penggunaan   media   masyarakat   Indonesia   menggunakan   komputer   tidak  terlepas lebih dari 4 jam, sedangkan penggunaan mobile tidak terlepas lebih dari  3  jam,  dan  penggunaan  media  social  tidak  kurang  2  jam,  sedangkan televisi tidak lebih dari 2 jam pula.

Mobile merupakan media yang tidak pernah terlepas setiab waktu dari tangan masyarakat Indonesia. Namun untuk mengetahui prioritas penggunaan mobile itu sendiri perlu kita ketahui bahwa ternyata 27% hanya untuk sms dan calling, 22% digunakan untuk nonton video, 19% digunakan games, 20% digunakan   bangking   dan   22%   digunakan   untuk   map.  

Artinya bahwa masyarakat Indonesia masih tidak produktif dalam menggunakan mobile.Sehingga hal  ini  butuh  kesadaran  untuk  meningkatkan produktifitas penggunaan media baik itu media social (BBM, facebook dll), media online (internet), media elektronik (televisi dan mobile).

Sumber photo: Google.com

Bersambung ke bagian 4 (Empat)

Related posts

Begini Cara Media Mengendalikan Dunia (Bagian Satu)

Sofian Hadi

Politik dalam Pandangan Dunia Islam

Sofian Hadi

Pesan Penting Prof. Dr. KH. Hamid Fahmy Zarkasyi kepada Wisudawan Universitas Cordova 2024

Sofian Hadi

Debut Gemilang: Rizki Juniansyah Raih Emas di Olimpiade 2024

Sofian Hadi

Begini Cara Media Mengendalikan Dunia (Bagian Dua)

Sofian Hadi

Hari Santri: Manifesto Jihad Ulama dan Santri

Sofian Hadi

1 comment

Batuter January 19, 2025 at 1:38 am

Sungguh menarik bagaimana media telah membentuk pandangan hidup kita, terutama terkait materialisme. Menurut Anda, apakah ada cara untuk mengubah pola pikir ini dan mempromosikan nilai-nilai non-material dalam masyarakat kita yang semakin terpengaruh oleh iklan dan budaya konsumerisme?

Reply

Leave a Comment

error: Content is protected !!