“Barang siapa tidak terdidik oleh orang tuanya, maka akan terdidik oleh zaman”
Dalam Muqaddimah, Ibnu Khaldun. Hal, xi
Ada yang menarik pada Rubrik Salam, Majalah Suara Hidayatullah edisi Januari 2025. Yaitu ulasan mengenai pentingnya adab yang dicontohkan oleh seorang Khalifah al-Makmun yang Ia rela menghabiskan ribuan dinar demi untuk mendidik adâb kepada kedua putranya.
Semoga kita dapat mengambil pelajaran dan renungan khususnya, bagi kita sebagai orangtua. Berikut kisahnya.
20 Ribu Dinar untuk Adab
Khalifah al-Makmun menunjuk al-Farra’, ulama bahasa saat itu untuk mengajarkan ilmu nahwu kepada kedua putranya. Suatu saat setelah menyampaikan ilmunya, al-Farra’ pun bangkit dari tempatnya untuk meninggalkan istana. Kemudian kedua putra al-Makmun berebutan untuk menyiapkan sandal al-Farra’.
Perebutan sandal itu menyebabkan keduanya berkelahi sampai akhirnya mereka berdua berdamai dan bersepakat bahwa masing-masing membawa satu sandal untuk diserahkan kepada al-Farra’ guru mereka.
Kabar mengenai perkelahian mereka akhirnya sampai ke telinga Khalifah al-Makmun melalui telik sandinya. Dan orang yang paling disegani di seluruh penjuru Baghdad itu pun akhirnya memanggil al-Farra’.
Lantas al-Makmun bertanya, ”Siapa orang yang menyebabkan perkelahian hingga mereka berdua berebut membawa sandalnya?” Al-Farra’ menjawab, ”Hamba sebenarnya hendak melarangnya, namun hamba khawatir merusak karakter baik kedua putra paduka yang telah tertanam sebelumnya.”
Menyimak alasan al-Farra’, kemudian al-Makmun menyampaikan”𝐀𝐤𝐮 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐣𝐚𝐫𝐢 𝐚𝐧𝐚𝐤𝐤𝐮, 𝐦𝐞𝐬𝐤𝐢𝐩𝐮𝐧 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐝𝐢𝐡𝐨𝐫𝐦𝐚𝐭𝐢 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐭𝐚𝐰𝐚𝐝𝐡𝐮 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐭𝐢𝐠𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠, 𝐲𝐚𝐤𝐧𝐢 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠𝐭𝐮𝐚𝐧𝐲𝐚, 𝐠𝐮𝐫𝐮𝐧𝐲𝐚, 𝐬𝐞𝐫𝐭𝐚 𝐩𝐞𝐦𝐢𝐦𝐩𝐢𝐧𝐧𝐲𝐚. 𝐁𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐡 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐡𝐚𝐥 𝐢𝐧𝐢 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐚𝐛𝐢𝐬𝐤𝐚𝐧 𝟐𝟎 𝐫𝐢𝐛𝐮 𝐝𝐢𝐧𝐚𝐫.”
Jika saat ini satu dinar emas seharga 5,9 juta rupiah, lantas berapa rupiah yang telah dibelanjakan Khalifah al-Makmun untuk pengajaran adab? Artinya, sebagai orangtua ia sangat serius dalam mendidik adab anak-anaknya. Dan pengajaran adab itu ia lakukan sendiri, ia juga yang membiasakannya, meski ia adalah seorang pemimpin besar dengan berbagai kesibukannya.
Pelajaran Berharga Sebagai Orangtua
Nah, kita sebagai orangtua, sejauh mana keseriusan kita dalam menanamkan adab kepada anak anak kita sendiri? Apakah kita telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk proses pendidikan adab anak-anak kita? Menyisihkan harta untuk pendidikan itu?
Atau anak-anak itu cukup kita kirim ke sekolah tiap harinya, dan di waktu sore kita jemput pulang. Lantas ketika di rumah masing-masing sibuk dengan urusannya. Masing-masing melihat layar kecilnya. Dan besok kita ulangi lagi aktivitas itu. Dan ketika ada yang “tidak beres” dengan adab anak kita, maka sekolahlah yang harus bertanggung jawab!
Demikian isi rubrik Majalah Hidayatullah. Penting dan patut diparhatikan oleh kita sebagai orangtua, guru, pendidik mengenai apa yang dikatakan oleh seorang Khalifah al-Makmun. Sebuah pelajaran yang berharga dari seorang pemimpin seperti al-Makmun.
Mungkin sedikit terbesit di pikiran kita, al-Makmun kan seorang Khalifah, ia punya uang banyak, punya pengawal, menteri, fasilitas mewah, dan sebagainya. Jadi wajar saja ia harus membayar mahal untuk pendidikan anak-anaknya. Pada satu sisi memang benar.
Akan tetapi, bukan itu yang menjadi point pentingnya. Jika alasan demikian kita terima sebagai sebuah kebenaran, berapa banyak ‘sekarang’ seorang pemimpin, pejabat, menteri, kepala daerah yang anaknya ‘tidak’ terdidik, bahkan anak-anak para pejabatlah yang paling banyak berbuat kerusakan, melakukan hal-hal tidak senonoh, mendatangkan masalah dan sebagainya.
Karenanya, entah siapapun dia, apakah pemimpin, pejabat, menteri dan sebagainya, bukanlah sebuah jaminan anaknya menjadi terdidik dan terpelajar. Bukankah, sekarang kita lihat banyak anak-anak tukang becak, anak petani, buruh bangunan, penjual sayur dan profesi ‘kasar’ lainnya justru mereka sukses mendidika adab, disiplin kepada anak-anaknya? Padalah mereka hidap dalam kekurangan, kesederhanaan, uang pas-pasan!
Sejauh mana keseriusan, kemauan, kesungguhan serta keikhlasan kita sebagai orangtua, guru, pendidik dalam hal mendidik anak-anak kita. Inilah yang menjadi point pentingnya. Bukan letaknya pada jabatan ataupun materi. Karena, orangtualah yang lebih bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan terbaik kepada anak-anaknya.
Wallahua’lam bish shawâb
Sumber photo: Google.com
1 comment
Sungguh menarik bagaimana Khalifah al-Makmun mengutamakan pendidikan adab di atas segala hal lainnya. Bagaimana menurut Anda, apa langkah konkret yang bisa kita ambil sebagai orangtua untuk memastikan anak-anak kita mendapatkan pendidikan adab yang sama pentingnya di tengah kesibukan sehari-hari?