Penyuluh

Penyuluh: Meluruskan Paham “Miring” Pluralisme Agama [1]

Pendahuluan

Pluralisme dalam kamus The Golier Webster International Dictionary, diartikan dalam dua pengertian. Pertama, sebagai teory atau sistim yang mengakui lebih dari satu prinsip atau substansi yang tertinggi.

Kedua, pluralisme adalah “Kualitas majemuk, sifat suatu masyarakat yang di dalamnya terdapat kepentingan etnik, sosial dan kultural dan perkembangan bersama.1

Dari dua pengertian ini, jelas sekali menunjukkan dua macam pluralisme, yaitu relativisme dan pluralitas yang mengarah pada makna toleransi. Makna kedua, di dukung oleh (Oxford Advance Learner’s Ditionary of current English).

Disini di nyatakan bahwa “Pluralisme adalah wujud berbagai kelompok ras, ideology politik dan kepercayaan dalam suatu masyarakat. Dan di nyatakan kelompok yang berbeda tersebut dapat hidup bersama dalam kedamaian dalam satu masyarakat.2

Tinjauan Pembahasan

Pada tulisan yang berjudul Kritik atas Tuduhan Kaum Pluralis Terhadap Ibnu ‘Arabi, yang di Tulis oleh: Agung Nurcholis. Pada tulisan ini dijelaskan bagaimana Fritjof Schoun yang mencetus Teory Transcendent Unity of Religion (Aliran Kesatuan Transenden Agama-agama) yang masuk Islam dan mempunyai pengikut panatik dari cendekiawan Muslim asal Iran yaitu Sayyed Hossein Nasr.

Nasr yang menerjemahkan istilah Phillosophia Perrenis menjadi al-Hikmah al-Khalidah. Toery ini berpandangan bahwa agama-agam itu memiliki kebenaran-kebenaran yang sama dan tidak ada agama yang lebih superior dari pada yang lain.

Dalam tulisan ini juga dijelaskan bagaimana Rene Goenon, Fritjof Schoun dan Nasr mereka semua mendukung paham transenden agama-agama.

Pendekatan yang diambil oleh para aliran ini berasal dari pengalaman spiritual dari tradisi mistik yang terdapat dalam tradisi agama-agama. Dalam kasus Islam mereka mengambil pengalaman spiritual dari tradisi sufi, yang artinya mereka mengklaim bahwa para sufi itu penganut teori Pluralisme ini.

Tapi benarkan para sufi itu menerima kebenaran ajaran semua agama-agama? Dan ternyata mereka tidak menerima ajaran kebenaran semua agama.

Adapun pada makalah kedua yang disuguhkan oleh Kholid Karomi yang berjudul: Sufi Menolak Pluralisme, Kajian Analisis Pemikiran ibn ‘Arabi. Seperti pada penulis yang pertama juga menolak pemikiran ini dan membuktikan kekeliruan penganut paham Pluralisme.

Para pencetus dan pendukung paham ini Rene Guenon (m. 1951), T. S. Eliot (m. 1965), Titus Burckhardt (m.1984), Fritjhof Schoun (m. 1998), Ananda K. Coomaraswamy (m. 1947), Martin Ling, Seyyed Hossein Nasr, Huston Smith, Louis Massignon, Marco Pallis (m. 1989).

Kemudian Henry Corbin, Jean Louis Michon, Jean Cantein, Victor Eaton, W. N Perry, G. Durand, E. F Schumacher, J. Needleman, William C. Chittick dan lain-lain adalah para pengusung teori Kesatuan Transenden agama-agama.

Baca selanjutnya..


  1. The Golier Webster int. Dictionary of the English language,1976), lihat “Pluralism”
  2. Oxford Advance Learner’s Ditionary of current English, Oxford University Press, 1948, lihat “Pluralism”

Related posts

Dakwah Penyuluh Agama Islam

Sofian Hadi

Profil Nomine Penyuluh Award tingkat Nasional 2023

Sofian Hadi

Dakwah Penyuluh Agama Islam

Sofian Hadi

Bantahan terhadap Teori Agama (Totem) Emile Durkheim

Sofian Hadi

Kebangkitan Islam: Realitas Kekinian dan Kedisinian

Sofian Hadi

Mendudukkan Makna Kata Dîn dan Religion

Sofian Hadi

Leave a Comment

error: Content is protected !!